Karena itulah, tidak akan hadir kesempatan ketiga. Bokep mom Duduk di tepi dipan. Ah bodoh. Tidak terlalu ayu. Sengaja kuperlihatkan agar ia dapat melihatnya. Creambath? Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Nampak ada perubahan besar pada Hawin. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Kuusap sisa cream. Bau tubuh wanita setengah baya yang yang meleleh oleh keringat. Ayo..!Aku masih diam saja. suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. Yes.., akhirnya. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yang meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku. Cuaca ibu kota membuatku panas saat menaiki angkutan umum, bentar lagi sampai di kantor, dan aku berdiri di pintu untuk mendapat angin masuk kedalam angkot, pekerjaan di kantor aku kerjakan di rumah supaya cepat selesai




















