Jadi ketika aku menikah dengan Kang Eman, aku bersikap seolah tidak punya apa-apa tidak hanya dari perhiasan yang kupakai. Prima pun harus menganggapku sebagai pengganti ibu kandungnya. Bokep ojol Serta sempat menanyakannya pada sebuahpeluang, ketika Prima sedang “mengawalku” ke sebuah mall. Hingga pada sebuahsaat…. Tapi ditengah celucupan dan remasan Prima ini, diam-diam tanganku mulai menyelidik. “Sikapmu itu lho…kenapa belakangan ini kamu keliatan murung terus ? “Boleh cium bibir Bunda?” tanyanya dengan suara tergetar. Aku pura-pura tak mendengar suaranya itu. Yang jelas, beberapa detik kemudian ia berusaha “membangunkanku”.“Bun…Bunda….” panggilnya setengah berbisik. Entahlah. Lalu aku berjongkok untuk pipis, sekaligus mencuci kemaluanku yang masih dibasahi oleh lendir nafsuku. “Boleh,” sahutku sambil tersenyum,
“Asalkan sikapmu ceria lagi seperti dulu.”
“Iya Bunda…iya…” Prima mengangguk- angguk. Maka kutarik lengannya sambil berkata,
“Duduk lagilah di sini. Ia rutin ngecek stock barang di supermarket alias mall alias hotel-hotel.
