CD hitam aku pun tak lupa
diplorotnya. Bokep jilbab Ujang dan Ucok masih asik menyedot dan
menciumi payudaraku yang putih. Entah apa yang sedang
dilakukannya.Lalu, beberapa menit kemudian, sebuah mobil mendekat dan “din din”,
bunyi klakson itu seakan hendak memberikan sebuah kode. Pengen coba
amoy nih…”, goda salah seorang lelaki yang dari tadi ngopi disana,
disambut tawa teman-temannya. Kedua lelaki itu sungguh tahu bagaimana membuat gadis
seperti aku bertekuk lutut atas nama kenikmatan seksual. Ada semacam perang batin dipikiran aku. Kami lalu berjalan menuju ke gedung. DHEG! Dengan sekuat tenaga aku menutupkan
paha aku dan kedua tangan aku memegangnya, menjaganya agar tetap rapat. T_T“Jangan perkosa saja bang…ampuuun”, pintaku memelas.“Sudah kamu diem saja. Kau cek itu meki. Setelah termangu selama beberapa detik, aku akhirnya beranikan diri
untuk mulai memegang penis besar itu dan kujilati perlahan ujungnya.“Ya…gitu baru nonik yang baik…”, gelak tawa ketiganya membuatku
sebel. Dia mengamati kami
sambil menoleh kebelakang dari tempat duduk supir. Sama itemnya dengan si Ucok ini, cuman
rambutnya lebih panjang alias gondrong.
