Kubuka lagi kedua kakinya, kini betisnya melilit di betisku. Aku mengenalnya pertama kali ketika nunggu bus di sebuah sudut Jakarta. Bokef “Akhh.. Bibirnya bergeser ke bawah dan ia mencium dan menjilat leherku. Nanti aja sekalian” katanya. Kini aku sudah menyiapkan kondom sebelumnya. Tangan kiriku mengusap-usap ppipnya dengan lembut. Sampai kamar mandi kulepaskan pelukanku dan kami membersihkan milik kami masing-masing terlebih dahulu untuk melanjutkan permainan berikutnya yang lebih panas. Meriamku sudah mengeras siap untuk maju dalam pertempuran yang dahsyat. “Ouhh ayo Mas.. Sambil menciumi dan mengecup dadaku, Yuni memelukku erat. Kami berjalan menuju hotel dekat tempat kami makan tadi. “Ada turunan Arab atau India kali ya?” selidiknya lagi seperti tak percaya dengan jawabanku. Ar”
“Sshh.. Ia memutarkan pantatnya dan dengan tusukan keras akhirnya semua batang meriamku sudah terbenam dalam vaginanya. Sesaat kemudian.., “Sekarang Yun. Karena sudah agak malam dan angkutan umum sudah jarang, maka kuberikan ongkos taksi untuk Yuni.




















