Pas nyampe di depanku, Ibu Titis meletakkan sikunya di meja dan meraih majalah yang ada. Bokep crot Bete juga nungguin ampe tengah malem kalo ga ngapa-ngapain. Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Tapi kenikmatan di penisku mengubur habis kepanikanku. Ibu Titis ini berparas sangat cantik, mungkin sensual. Pikiran kotor menyerbu otakku. Sesekali aku mendesah sambil menyebut Ibu Titis. Ahh…”
Jariku mencoba menerobos ke liang anus Mbak Titis. Tampak samar belahan daging dan kucoba menjilat pelan membelah hutan jembut yang lebat itu. Sumpah, indah banget. Pemandangan ini yang selalu kutunggu. Huh, masih 2 jam lagi. Lama sekali ditahan di dalam mulutnya sebelum Mbak Titis menaikturunkan mulutnya. Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di penisku. Celingukan aku mencari sumber suara. Sementara Mbak Titis meliuk-liuk menerima serangan di vaginanya. Aku melirik ke tetek yang sebelah kanan. Mbak Titis pun masih asik dengan penisku di mulutnya.




















