Nidya tersentak lagi dan mukanya makin merah, “Ehhh…. Bokep barat Waktu Saya melihat-lihat, Saya melihat setumpukan pakaian Nidya yang habis diseterika ditumpuk diatas meja kecil didekat meja belajarnya. Kami berciuman saling memagut secara naluriah, bibir Nidya kukulum dengan lembut dan doipun mengulum bibirku dengan lembut pula. Saya lalu mengusap rambut panjangnya, “Perasaan bagaimana ?” tanyaku lagi. Toket Nidya sudah terasa membusung ditanganku, untuk anak seumur Saya toket sebesar itu sudah cukup besar. sebodo amat…. dan Saya nggak akan berpanjang-panjang dengan cerita pacarannya. Respon positif ini membuat Saya makin berani.”Nid…. “Ahhh… pake nanya segala… hihihi”, Nidya tersenyum. tapi… cuman bentar aja yaaa….”. Toket Nidya sudah terasa membusung ditanganku, untuk anak seumur Saya toket sebesar itu sudah cukup besar. Kita terdiam… Saya masih jongkok disampingnya, sedangkan doi tiduran sambil memandangi wajahku, sekilas Saya lihat wajahnya menyemburatkan warna kemerahan…. dan membuat Saya terangsang hebat.Rupanya Nidya memperhatikan kegelisahan Saya… dan kayaknya doi mulai sadar kalau Saya tersepona dengan keindahan dadanya.Lalu dia membenahi
