Tunggu apa lagi. Bokep stw Ah.., selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream. Bibirnya sedang tidak terlalu sensual. Come on lets go! Agar kejadian kemarin terulang. Tapi belum begitu lama ia pindah ke betis.“Balik badannya..!” pintanya.Aku membalikkan badanku. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Lalu asyik membuka tabloid. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Mobil melaju. Hap.“Mau pijit lagi..?” ujar suara wanita muda yang kemarin menuntunku menuju ruang pijat.“Ya.”Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Sekarang sudah lebih lancar. Aroma asli seorang wanita. Kemudian menyerahkan celana pantai.“Mbak Wien, pasien menunggu,” katanya.Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.“Mbak Wien..,” gumamku dalam hati.Perlu tidak ya kutegur? Ia tidak bercerita apa-apa.
