pentilnya.. “Iya, makasih ya Karin sayang..” jawab Om Robert sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku. Bokepindo Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Om ditinggal sendirian nih.” balas Om Robert sambil memasang kimono di tubuhnya. Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.“Kamu cantik, Karin..” ujarnya lembut. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. udah Om..!” kataku lirih. “Non, kok lama amat sih nganter amplop doang..? “Eeeh..! “Enggak Om, dari dulu Karin emang senang sama Om, menurut Karin Om itu temen ayah yang paling ganteng dan baik.” pujiku. Dari dulu diam-diam aku sedikit naksir padanya. “Boleh kok Rin.” kata Om Robert sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menggoda itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset
