Kemudian aku berkata pada Susanti, “Gimana Ti, filmnya bagus nggak?”, dia hanya mengangguk menjawab pertanyaanku. Bokep jilbab “Wah, nggak seru nih kok majalah komputer sama sport semua nih”, katanya. Aku sering pergi ke rumah mereka yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus. Disaat yang sama pula aku mencapai kepuasan karena penisku dikulum Susanna. “Aku buka aja yah bajunya, Ti, biar lebih nyaman”. Jangan-jangan mereka jadi curiga, kan bakal runyam deh jadinya. Mereka bilang mau meminjam komputer buat ngetik, soalnya komputer di rumah mereka sedang rusak katanya. “Wah, nggak seru nih kok majalah komputer sama sport semua nih”, katanya. Melihat itu rasa kagetku pun mulai pulih kembali, aku menarik Susanti duduk di pangkuanku berhadap-hadapan, dan kumasukkan penisku ke dalam vaginanya, ternyata Susanti masih perawan, terbukti ketika kumasukkan penisku agak sulit, akhirnya dengan sepenuh tenaga berhasil juga, dan kudengar juga suara sobekan selaput daranya disertai sedikit darahnya. “Wah, itu kan si Santi lagi sibuk, komputernya lagi dipake tuh”.
