Kemaluanku masih tetap sekeras laras senapan. Bokep hijab “Nih ada kabar gembira untukmu. Anggur? Aku membiarkan ia penasaran menanti. teruskan! Ia pun tersenyum sambil mengangkat gelasnya. Aku merasakan spermaku memancar dgn derasnya, memasuki liang kemaluannya yang juga sudah basah kuyup. Bu Sherlliana memang milik suaminya, tetapi tubuhnya itu milikku. Setuju? Kubuka kedua pahanya dan nampaklah lubang kemaluannya yang telah basah itu. Gimana? Kami pun beralih ke kamar mandi. Ibu Mey tertawa. Ia bergerak sejenak dan berputar menghadapku. Kurasakan kemaluanku pun sudah mengeras ingin segera bersatu dgnnya. Keinginanku sejak menginjak Surabaya ialah merasakan nikmatnya tubuh wanita Cina. Seorang wanita Cina atau kalau boleh lebih harus menjadi sasaran birahiku. “Terima kasih!” bisiknya. Kugerakkan perlahan-lahan ke atas. Aku lebih dulu kembali ke kamar. Sesudah makan kembali kami bergumul di ranjangnya. Kupikir Bu Sherliana tak akan keberatan mencarikan wanita-wanita idamanku tersebut. Aku harus menciptakan kesan baik, sehingga saatnya nanti dia akan mencariku untuk memuaskan nafsu birahinya.




















