Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat
kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin
memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh
ombak di Pelabuhan Ratu. “Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi. Bokep hot Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit mijit
bahuku dari belakang. Waktu baru pukul setengah
enam. Seandainya Ani seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian,
baik juga.Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ida dan seorang pembantu. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani
perusahaannya, dsb. Merasakan kenikmatannya
sendiri. Walaupun aku diamkan beberapa saat,
tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat. Dalam posisi begini saja enaknya
sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak
teratur. “Sejak kamu kesini pacaran dengan Ani dulu, saya sudah berpikir:
“Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik. Pengalaman ini yang mendebarkan
jantungku, betapapun dan siapapun bu Ida, dia mampu
menggetarkan dadaku. “Aku juga Min”, suaranya agak lemah. Cewek mana yang tak
mau dengan cowok ganteng”, katanya
“Belum Bu, sungguh kok”, kataku lagi.