Dia menitikan air matanya. Loyo. Bokef Namun tak ada pengaruhnya sama sekali. Namun aku berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja. Walau hanya dengan isarat, aku pun bisa mengerti. Membuat hatiku merasa lega. Nafsuku memuncak. Bahkan kekasihku selalu mendapatkan kepuasan dariku. Aku bangkit, dan melangkah perlahan-lahan menuju pintu. Tanpa banyak basa-basi lagi, aku mengajaknya ke kamar. Nanti ada A Erik Nia berusaha menyadarkanku. Aku memilih untuk duduk-duduk di depan kamar kontrakan. Tapi kalau mau, coba aja
Dianya mau?
Coba saja kataku juga. Sialan jawabku, sebab perkiraanku Erik mengajak bercanda atau sengaja memanas-manasiku. Belum apa-apa, pertahananku sudah bobol, tanpa bisa dipertahankan lagi. Sukur-sukur kalau Teh Ana mau diajak selingkuh. Membuatku tidak berani untuk mengganggunya.Erik menyuruhku membeli rokok, sambil mengerdipkan matanya. . . Tangannya sudah tergolek. Dan kugigit lehernya, sambil kupuncratkan maniku yang sudah tak tertahan lagi di dalam pagina-nya.Aku bangga, bisa mengalahkan seorang WTS.
