Waktu teriak, ikutan teriak. Bokef Setelah pagi, baru aku mengantarnya pulang. “Kamu selingkuh juga.” Jawabku asal-asalan. Gak ada yang mau ngantarin nih.”Aku pun mengangguk. Harapan-harapan mereka, tanggapan mereka, dan pendapat mereka. Akhirnya aku desakkan batang kemaluanku dengan cepat dan tiba-tiba agar Diana tidak sempat merasakan sakit,dan ternyata usahaku berhasil, kulihat wajah Diana seperti orang yang sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa, matanya setengah terpejam, dan sebentar-sebentar kulihat mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara. Mulutnya berkicau terus, bertanya-tanya mengenai profesiku. Namun hanya seperempat dari panjang kemaluanku saja kulihat yang berhasil terbenam dalam mulutnya.“Ohk!.., aduh Mas Ray, cuma bisa masuk seperempat…”
“Ya udah Diana, udah deh jangan dipaksaain, nanti kamu tersedak.”Kutarik tubuhnya, dan kurebahkan ia di seat Kijangku. Aku tersenyum, dan ia pun tersenyum. Pusing ah mikirinnya. Celana dalamnya yang berwarna hitam, menerawangkan bulu-bulu halus yang ada di situ.