Jenny menatap saya. Mencuci muka, sikat gigi, dan menyisir rambut, seolah-olah sudah sangat akrab dengan saya. Bokep twitter “Y-Yes, It is.” jawab saya agak terbata-bata, khawatir kalau-kalau ia menyakiti saya. Nggak boleh!” godanya nakal. Ia bercita-cita untuk pulang ke Indonesia, dan bekerja memanfaatkan gelar MBA-nya selama beberapa tahun, lalu membuka usaha sendiri berbekal pengalaman dan manajemen Italia yang dipelajarinya di lingkungan Mafia ini. Hmm, Indonesian name, isn’t it?” tanyanya lagi, dengan nada datar. Ohh, benar-benar mabuk kepayang. Dan saat itulah saya merasakan hal terindah dalam hidup saya. Senyuman seorang sahabat, bukannya senyuman mesra seorang kekasih. Tangannya mulai meraba-raba ke balik baju saya, mengelus-elus perut saya, sambil mulutnya terus membisikkan kata-kata indah memuji keindahan tubuh saya. Ia lalu melangkah menghampiri saya dan mengangkat nampan sarapan pagi dari pangkuan saya. Saya terdiam, dan tanpa sadar air mata mengalir di pipi saya.“Aku tahu apa yang ada di hati kamu, Von.” ujar Jenny membaca situasi.
