Akan kuukur badanmu, apakah memenuhi syarat”, kata Rundolf sembari mengambil meteran untuk menjahit. Tak usah malu. Bokep stw Ah, gila ini! Tak usah malu. Tapi Rundolf belum mempersilakan aqu keluar ruangan. Ini sih mulai kelewatan!“Ayolah, jangan malu-malu!”Sebenarnya dalem hati aqu menolak. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.Ah, coba-coba saja aqu melamar. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaqu. Sejenak mereka memandangku sewaktu aqu masuk. Aqu masuk ke dalem rumah, ke kamarku.“Pakai baju apa ya enaknya?” batinku. Umurqu baru menginjak 20 tahun. Nafasku ikut memburu kala tangan Rundolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaqu dari pangkal sampai lutut. Aqu berjalan ke halaman depan. Nah, itu dia ada satu yg kosong di sebelah seorang perempuan yg cantik sekali, keturunan Indo. Mata Rundolf tanpa berkedip memandangi badan mulusku yg cuma ditutupi oleh BH dan celana dalem. Nah ini dia. Berbadan ramping.
