Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Bokef “Gimana, komentar dong.” “Ada filmnya nggak?” “Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau. Tiap bangun bermain lagi. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya.Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku.Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini. “Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaannya.










