Suster Vika sedikit terhenyak ke depan sewaktu kemaluannya yang dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Suster Mimi. Akhirnya untuk ketiga kalinya aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Bokef Kacau, aku melihat perubahan di wajah Suster Vika melihat tonjolan itu. Aku dan Suster Vika menoleh kaget. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai Suster Vika kembali akan menyabuni tubuhku bagian bawah. Lalu aku berbaring di tempat tidur. Namun ketiga makhluk hidup yang sedang terbawa nafsu birahi yang amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Batang kemaluanku yang memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Suster Vika dengan tangannya.Akibat nafsu yang mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Suster Vika. Suster Mimi kembali berdiri. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang suster yang telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali.Hari ini aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah Gatra yang baru aku beli di




















