Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Hr sendiri. Bokep crot “Makanya, aku takut nanti di raport merah, mata kuliah dia kan penting!, tauk nih, bentar ya aku masuk dulu!”. Sudah hampir setengah jam ia bertahan. Dasar…, namun harus kuakui, dia laki-laki hebat, daya tahannya sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan usianya yang hapir mencapai usia pensiun itu. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. “Selama bapak masih bisa memberiku nilai A”, kataku pendek. Tapi apa peduliku?Tiba-tiba Pak Hr melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku. “Eh sudah pak!”
“Sebenarnya…, sebenarnya Winda tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau…, kalau…!”
“Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti. Pak Hr hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Hr, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan




















