Aku merasakan puas yang tak tertandingi. Alangkah kagetnya diriku. Bokef Tampak sebuah kamar dengan pintu sedikit terbuka. Dalam bayangan pikiranku, penisku sedang dihisap seorang gadis cantik yang sedang keenakan mengusap-usap memeknya. Ternyata warnet itu tidak buka 24 jam. Pinggulnya diangkat-angkat dan digoyang-goyang, seperti beralas besi panas. Dari hasil investigasiku aku mendapat beberapa petunjuk tentangnya. Dimasukkan, dikeluarkan, dihisap begitu berulang-ulang. Geli dan nikmat membuatku terpejam-pejam. Kami tertidur hingga pagi menjelang. Yang satu mengusap-usap bagian atas yang sensitif dan tangan yang satu lagi membelai-belai bibir-bibir memeknya yang basah oleh lendir. Aku tunggu beberapa saat, lalu aku menyusul naik ke atas dengan berjinjit. Kutanya tetangga kanan-kirinya tentang latar belakang Rini. Tanpa basa-basi aku memasuki komputer nomor 3. Tanpa basa-basi aku memasuki komputer nomor 3. Tapi sial, entah angin dari mana, warnet tersebut penuh sesak, tak ada tempat untukku. Tercium aroma memek yang khas erotis. “Lho kok berhenti Mas, silahkan dilanjutkan”, wanita itu tersenyum manis.














