Mbak Rika keluar dari ruang tengah sambil membawa cangkir minuman untukku, dengan hanya mengenakan daster yang amat tipis, sehingga secara samar-samar terlihat BH serta celana dalamnya. Tangan kananku juga sudah bermain disekitar vagina Mbak Rika, tampaknya bekas body oil yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak Rika.Dia makin mendekap kepalaku kedadanya, dan kadang-kadang pinggulnya menghentak-hentak ke arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya.Lalu dia jongkok dihadapanku dan mulai memasukan penisku ke dalam mulutnya, tampak penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya. Bokep montok Mbak” kataku.“Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-malam begini” kata Mbak Rika.“Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa mengurut Mbak?” tanyaku memancing.“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana” jawabnya.“Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Rika” pancingku lagi.“Yach udach.. Mas teruskan Mas.. Lalu iapun merangkul diriku, sambil berbisik.“Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas..” Akupun mengangguk lalu kukecup keningnya, sambil merangkulnya erat-erat.




















