Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. “Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku. Bokep mom Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Hati ini menjadi luruh. Subhanallah … Alhamdulillah…********Bi…, siang nanti antar Ummi ngaji ya…?” pinta isteriku. “Ini dia mujahidah (*) ku!” pekik hatiku. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.“Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Selalu saja, kalau tak keasinan, kemanisan, kalau tak keaseman, ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.“Sabar Bi, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis.




















