“Janji ya, Mas..!”, ujarnya lagi. Bokep viral terbaru Kata-kataku yang terakhir ini ternyata membuat wajah Eksanti memerah. Aku meraup mulutnya seketika dengan mulutku. Mulutku yang berada di belahan dada Eksanti menghisap kuat kulit putihnya, sehingga meninggalkan bekas merah pada disana. Sengaja aku membiarkan lampu kamar cottage itu menyala terang, agar aku bisa melihat secara jelas detil dari setiap inci tubuh Eksanti yang selama ini sering aku jadikan fantasi seksualku. Eksanti memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku, hingga aku agak kesakitan. Blazer kerjanya telah ia lepas, dan ditenteng bersama tas kerjanya. Aku memandang pinggulnya yang ditutup oleh celana pendek. Aku memandangi wajahnya. Lagi pula dia juga tampaknya tidak sungguh-sungguh untuk melarangku. “Aku suka kewanitaanmu, Santi, kewanitaanmu masih tetap rapet, ‘yang”, ujarku sambil merintih keenakan. Eksanti masih sibuk membereskan pakaian-pakaian yang bertebaran di atas sandaran kursi sofa.
