Wanita berpakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalam pakaian santainya. Aku berdiri menyambutnya.“Selamat datang ke rumahku”, katanya.Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Bokepindo Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Rupanya mencari bantuan. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Tentu..”, balasku cepat.“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Ia memandangku.“Isteriku sudah meninggal”, kataku. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Karena itu aku sangat hati-hati.Kehadiran anak2 jelas merupakan hiburan yang tak tergantikan. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Rumah yang indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dengan lampu depan yang buram. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat.Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Andaikata aku diberi kesempatan, tidak akan kusia-siakan. Ia pasti akan ketagihan.“Au.. Keduanya tampak ceria dibelikan




















