burungku yang sedari tadi tegang kini seakan menunjukkan kehebatannya dengan berdiri tegak menantang Bu Meli. Sebelum keluar dari ruangannya kami masih sempat berciuman mesra. Bokep jepang Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Bu Meli kembali melolong. “Baik Bu”, jawabku sambil keluar dari ruangannya.Setelah membereskan file-file, pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janji makan siang. Bahkan sering aku mencari-cari alasan untuk menghadap keruangan pribadinya.Sebagai mantan peragawati tubuh Bu Meli sangatlah bagus diusia kepala empat ini. Kulihat dicermin kupeluk Bu Meli dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indah, aku belum mencopot kontolku di dalam memeknya. Aku masih gugup. “Ayo sama-sama aku juga mau”, balasnya disela erangan kenikmatannya. Walaupun cantik, tapi banyak karyawan yang tidak menyukainya karena selain keras, sombong dan terkadang suka cuek.




















