Kutarik T-shirt-nya ke atas dan kujelajahi dengan mulutku lereng bukit diantara belahan dadanya sembari tanganku menanggalkan kaitan BH di punggungnya. Di apartemenku di New York-pun aku biasa mengurus keperluanku sendiri. XNXX Jepang Cukup sudah. Dia sedang menuju ke bangunan parkir bertingkat, kelihatannya hendak mengambil mobilnya.“Hai nyonya”, tegurku. Apa yang aku makan, kamu juga ikut makan. Aku mencoba membela diri tanpa hasil.***Hari itu aku menunggu lagi dalam mobilku di depan sekolah itu. Kutengok ke samping. Birahi kami agak mongendor karenanya. Aku tak menanggapi. Tidak hanya di ranjang, tetapi juga di meja makan, di sofa, di counter dapur, di kamarmandi, di lantai beralas selimut atau di kursi. Aku menyertai dia berbaring miring di ranjang. Dan dia turun.Esoknya pulang dari kantor kulihat Ermita menunggu di depan gerbang rumahku dengan sebuah bungkusan. Biar kepala sekolah kurangajar itu ketakutan.” Aku mengkertakkan gigi, geram.Tangis Ermita belum berhenti.
