ampuun Bangg..! Bokef iihh..!” jerit Wiwin, ketika Asan mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya.“Buset! Belum lagi lama dia siuman, matanya terbelalak ketika melihat pemandangan di sekitarnya, ia melihat dua pria di depannya. Batang kemaluan Liem tidak sebesar temannya, tapi diameternya cukup lebar sesuai dengan tubuhnya. Ampunn.., jangann.. angan… tolong jangan perkosa saya, ambil saja semua barang di sini!”Belum selesai berkata, tiba-tiba, “Pllaakkk..!” si Asan menampar pipinya dan menjambak jilbab birunya.Dengan paksa Anisya dibuat berlutut di depannya, “Masukkan ke dalam mulut elo, hisap atau gue bunuh elo..!”Terpaksa dengan putus asa dan wajah yang pucat dan gemetar, Anisya membuka celana Asan dan begitu dia menurunkan celana dalam Asan tampaklah kemaluan Asan yang telah membesar dan menegang. Mereka berdua adalah teman dari Henry pemilik kost yang sering nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.Memang beberapa waktu yang lalu Wiwin dan Anisya dikenalkan oleh Henry kepada Asan dan Liem.




















