Kugenggam pergelangan tangannya, menuntunnya ke batang kemaluanku yang mulai tegang tak karuan. Bokep hijab Ah.. nggak apa-apa. Matanya terpejam. hh..” kubekap mulutnya dengan bibirku, nafasku mulai terengah-engah oleh nafsuku sendiri. “Ahh.. entah bagian mana dari kemaluannya. “Aku sedih..” isakku. Kuremas lubang kemaluanya sambil tertawa. Kamu harus lebih pengertian.” Kubanting stir ke kiri, memasuki jalan menuju ke luar kota yang ditumbuhi pepohonan, jalan itu terlihat sepi dan gelap. ahh.. “Tentu.. nggak pernah ada apa-apa kan?” Aku tersenyum kepadanya.“Thanks..”
“Your welcome, Ray,” jawab gadis manis itu sebelum menghilang di balik pintu rumahnya. Yah, sedih sekali, sampai menempelkan kepalaku di pahanya. Nikmat! pikirku saat itu. Ah, lumayan segar. Aku menjadi bingung, keringatku keluar dari dahi dan sekujur tubuhku. Menyandarkan tubuhku di tembok di sebelah rak buku, dan membiarkan orang-orang memandangku dengan heran saat aku tertawa. Akh, hahahahahahaha.. “Bagaimana bisa pengertian kalau sifatnya seperti itu terus?”
“Yaahh.. Selalu begini, begitu sudah keluar, langsung saja keinginan itu hilang lenyap.