Nanti kita-kita bisa kasih bonus yang ehm… ehm… ya nggak Din?”
“Yoi. Vidio porno Oooh… Terus…” kata Andin.Seperti kata pepatah, sedikit bicara banyak kerja. Terus saya gosok-gosok itilnya sambil ditusuk-tusukin ke lubang memeknya yang sudah basah. Tentunya banyak rumah kost di sana, dari mulai yang model apartmen, sampai yang model kelas teri.Setelah muter-muter bersama dengan teman saya si Ridwan, nyasarlah kami di sebuah tempat kost yang kelihatannya dari luar sih bukan kos-kosan, tapi di pagarnya ada tulisan “TERIMA KOST”. Pemilik tempat kost itu bernama Tono, dia asli Jawa Timur.Sebetulnya kos-kosan di situ kamarnya macem-macem, ada yang murah (karena kecil), ada juga yang mahal (karena gede dan ada AC serta kamar mandi dalam). Karena memeknya udah basah banget dari tadi, tanpa bersusah payah penis saya masuk. Ya, karena dikomporin mulu sama si Ridwan dan saya juga jadi ketularan virus mupengnya, akhirnya saya ngekos juga di sana.Singkat cerita, beberapa hari pertama saya ngekost di sana sih belum berani macem-macem karena belum




















