Akupun seakan ikut-ikutan tersodok. Bokeb sungguh tak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Melihat situasi itu mbak Siti segera bertindak.“Sabaran sedikit toh kang. Gelii itu…! Seorang wanita hanya memiliki kesempatan selagi ia masih muda. Tanpa sadar aku menjepit kepala mang Narko dengan kedua pahaku.Sementara kesepuluh jemariku mencengram erat kain seprey. Baru pake lidah ajah udah sebegitu enaknya apalagi kalau pake k0ntol” Tanya mbak Siti padaku.Benar saja dugaanku tadi.Mbak Siti menanti kepastian dariku sebelum melangkah lebih jauh. Aku tak boleh melampaui batas. Lebih baik batal saja!” terdengar suara mbak Siti meninggi.“Iya..iyaa! Kang! Nduukkkkk …Euunaakkk!!!”Kudengar suara erangan mang Narko dengan sedikit menggeram. Mang Narko tak lagi melepas-lepas kepala k0ntolnya. Mang Narko menetek padaku! Gerutuku dalam hati. Ia pasti tahu sekali bagaimana menaklukan gadis bau kencur seperti aku melalui putting susuku. Berarti ini sudah waktunya buat yg satu ‘itu’.“Gimana non?




















