Pemilik tangan lembut itu adalah Sinta yang tidak tahan hanya menjadi penonton. Bokep mom ouchh!”“Uahh..” begitu spermaku muncrat aku langsung berteriak dan meremas kedua buah dada Sinta dengan keras disusul pula oleh jeritannya.“Aaakkhh sakiitt.. Segera kubuka mata dan benar saja, Diana duduk di samping kiriku tanpa sehelai benangpun dan menumpangkan tanganku di payudaranya, sementara Sinta yang juga sudah polos mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu meja sehingga suasana menjadi remang-remang.“Nah kalo gini kan jadi romantis suasananya.” katanya.Benar-benar kaget bercampur terangsang aku saat itu, aku baru pertama kalinya melihat mereka polos. ahh.. gitu ya, lepasin Sin malu tuh diliatin Ci Diana!”“Minta ampun dulu, kalo nggak kagak bakalan gua lepas nih!”“Iya, sori.. ahh.. ah.. kalau mau duit gua ada tapi jangan macam-macan sama temanku!” bentakku padanya.Rupanya mereka tidak terima dan si gondrong mengeluarkan pisau lipatnya dan menyerang ke arahku, aku menghindar dan menangkap pergelangan tangannya, kupuntir dengan jurus aikido yang kupelajari sejak SMA, “Ci Diana, Sinta, cepat masuk ke mobil




















