Aku tak bisa melihat apa yang dilakukannya, karena kami terus saling melumat bibir. Bokef Hendrik memang nakal. Sementara Aku sendiri tambah terangsang.Jimmy cepat-cepat melucuti pakaianku, lalu sarung dan oblongnyapun telah tergeletak di lantai. Lalu diremasnya buah dadaku perlahan. Sejak itu dia tak pernah lagi minta dikulum. Akupun takut bercerita hal ini kepada Ortuku. Tak ada enaknya. Nafsuku makin memuncak ketika kurasakan “kilikan” lidah Jimmy di bawah sana. Aku khawatir mereka tak merestui hubunganku ini. Akupun takut bercerita hal ini kepada Ortuku. Aku sering kesepian. “Tapi kamu lebih seksi,” kata mereka. Kelima, Aku termasuk tipe penyayang anak-anak. “Sally ….?”
“Entahlah Mas ….” sahutku, tapi Aku merebahkan kepalaku di dada Hendrik. Aku langsung beranjak sambil memunguti bra dan CD-ku, tapi Jimmy mencegahku sambil menutup jari telunjuknya di bibir. “Tanggung,” kata Ayah. Suatu siang di kamarnya yang terkunci, kami bercumbuan sampai “panas”. Dibenamkan mukanya ke selangkanganku.




















