kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Bokepindo Mbak Viona membuka mata, kemudian bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.“Gimana, Mbaknya mau di-embat juga?” ledeknya sambil berbisik.“Kan lain jurusan,” aku membela diri. Sebuah cara orgasme yang eksotik dan artistik.Setelah puas meresapi kenikmatan yang baru diraihnya, Mbak Viona mengangkat kepala dan membuka matanya. Kemudian Mbak Viona berjalan mundur masuk kamar mandi sementara rudalku ditariknya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Viona yang masih tertutup BH, dan Mbak Viona tidak melanjutkan melepas pakainnya semua sambil tersenyum menggoda padaku.Birahi benar-benar sudah tak bisa kutahan. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku.Lumayan cekatan Mbak Viona melakukannya, sepertinya sudah terbiasa. Diteruskannya dengan menarik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. “Emmm, pengin nanya aja.”“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.“Ah, masa. Nggak berani terus-terang mandang langsung?”Aku berpikir sejenak mencerna maksud pertanyaan Mbak Viona itu. Rapat itu dilakukan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS




















