Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Wajahku merah padam. Bokep jilbab Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Kantorku tak lama lagi keliatan di kelokan depan, kurang lebih 200m lagi. Tetapi berlari. Aq menurut saja. jendelanya jangan di buka lebar. Aq terpejam menahan air mani yg sudah di ujung. Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Aq memegang teteknya. Ia tepat berada di tengah-tengah. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon,
“Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”
“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aq dibimbing ke sebuah ruangan. Apa katanya nanti? Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah pada Penis. Sebantar lagi Mbak Ita yg punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aq langsung beres-beres dan pulang. Aq mengurungkan niatku. “Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Penis amblas seluruhnya.




















