Kemudian dia membaringkan diri karena lelah, aku pun mulai mengambil kendali. Bokeb Bagas sangat menikmati semuanya itu, dia berusaha untuk ngesek dan mencapai vaginaku, tapi tidak aku biarkan. Tak lama kemudian dia kembali lagi sambil membawa 2 kantong kertas yang berisi makanan. Karena aku juga tidak punya kesibukan lainnya, maka aku langsung setuju. Seakan kami tidak rela waktu kembali bergulir, hingga tiba saatnya Bagas untuk pulang ke hotelnya.Tapi malam itu aku tidur dengan berjuta mimpi baru.Keesokan harinya Bagas sudah di depan pintu kamarku lagi, rambutnya terlihat agak basah dan tubuhnya wangi sekali. Berat rasa hati mendengar semuanya itu.Kalau waktu bisa berhenti berputar, membiarkan aku bersama Bagas tetap bersama. Aku sempat kembali di hotel untuk mandi dan sedikit berdandan.Sekitar jam delapan malam, pintu kamarku diketuk dengan pelan. Bagas masih rajin menelponku, dan aku pun selalu menunggu telepon darinya.Tetapi aku tidak mau menaruh banyak harapanku kepada dia.




















