Aku hanya tersenyum aja mendengarnya. Kutarik kontolku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam memek Mbak Diah tapi dengan gerakan yang sangat pelan. Bokeb Ibu Diah ini sangat cantik, mungkin sensual. Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Diah tiap malam. Tapi aku suka banget ama yang segitu.“Eko Kenapa berhenti?”, ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku.Tanpa pikir panjang kuhampiri Mbak Diah dan berlutut di depannya. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Tubuh Mbak Diah bergetar menerima sapuan hidungku. Kupandangi sejenak payudara Mbak Diah yang sedari tadi belum kusentuh sama sekali. Aku hanya tersenyum aja mendengarnya. Nikmat banget. Ibu Diah bekerja di sebuah perusahaan swasta di Lombok.Sejak pertama kali bekerja di radio itu, aku udah jatuh cinta ama Ibu Diah untuk pertama kalinya. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti sementara tanganku mengusap lembut betisnya.Mbak Diah terus mendesis sampai suatu saat Mbak Diah hampir terduduk karena menahan kenikmatan dari ciuman dan belaian di betisnya.
