Aku terpesona. Kurasa aku terlalu emosionil.”
“Tak apa-apa,” balasku tersenyum. Bokep ojol Namun bukannya langsung pulang, di jalan ia memintaku untuk berhenti di Dunkin’s. “jangan buru-buru.” Ia benar-benar membuatku tak tahan saat ia menarik tali bra-nya yang lain. Tapi begini,” katanya seraya menurunkan lenganku yang terangkat. “Tunggu,” katanya sambil tersenyum. “Kamu mau mengantarku pulang sekarang?” Dua puluh menit kemudian kami sudah dalam perjalanan. “Apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanyaku lirih. Aku bertaruh kamu pasti bingung apa yang harus kaulakukan pada seorang wanita yang mendadak berada di rumahmu pada jam satu pagi.”
“Terserah apa katamu,” gumamku, lalu menghempaskan tubuhku di atas sofa. Kulit yang putih dan halus itu membuat darahku berdesir. Kalau sampai ia turun sebelumnya, aku tak yakin akan menjumpainya lagi di lain kesempatan. Di sini. Ia memiliki sesuatu yang membuatku tak jenuh kala memandangnya. Sama sekali tak ada emosi di sana. Kulit yang putih dan halus itu membuat darahku berdesir. Ia tersenyum menatapku, lalu jemarinya bergerak menuju kancing-kancing bajunya.
