Ternyata setengah kepalaku, dari ujung rambut sampai bawah hidung berada dalam rok Rini, kali ini “bau” juga sih, namun aku tak keberatan. Bokep hijab Dia bangun terkejut. “Aku buang cincinku,” balasnya, “kamu sudah tau kan alasannya” Ucapnya sambil menangis, lalu tertawa. Lalu aku memperkosanya sekali lagi, tidak peduli apa hari besok mau Indonesian Idol kek, mau wisuda kek, yang penting aku bisa menyetubuhi Rini sesukaku sekarang ini dan selamanya….,,,,,,,,,,,,, Aku melepaskan ciuman lalu mulai bergerak lagi perlahan-lahan, Rini hampir berteriak lagi, namun aku menyumbat mulutnya dengan celana dalamnya yang kuambil tadi. di sini panas & bau loh!” sapaku, dia menoleh ke arahku, dia tersenyum kecut namun langsung lari. “Bukan jidatku Rin, tapi burungku!” kataku sambil membuka resleting. Disertai dengan sodokanku, kedua buah dadanya naik-turun, terkesan hampir lepas. Kami mengobrol cukup lama, Rini duduk di sampingku namun tubuhnya merebah di dadaku.“Kamu gak papa?” tanyaku lagi, memang rada konyol untuk menanyakan hal ini berulang-ulang.
