Aku menciumi kulitnya dengan penuh nafsu. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan silih berganti keluar dari mulut Eksanti. Bokep hijab Namun sebelum pulang aku masih sempat menikmati bibir Eksanti sekali lagi waktu berdiri di samping pintu. Aku merapikan untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Eksanti. Mata Eksanti terpejam. “Kamu juga, Mas.., Santi juga enakk..”, , jawabnya agak malu-malu. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena situasinya memang tidak memungkinkan.Di kantor.., di rumah.. “Nggak, tapi aku sempat gelisah nggak bisa tidur karena terus membayangkanmu”, jawabku tanpa malu-malu. Akhirnya aku memutuskan untuk to the point aja. Eksanti menggeliat. Dia duduk di atas kursi memandang ke arah laut, sementara aku rebahan di atas tempat tidur. “Ketemu di mana?”, tanyanya penasaran. Aku bukan tipe laki-laki yang demikian. “Janji ya, Mas..!”, ujarnya lagi. Tiba-tiba, aku merasakan ada orang lain yang memelukku dari arah belakang.
