Sebenarnya aku tidak ada rencana bagaimana harus menghadapinya. Kelvin menjemputku di kantor lagi malam itu. Bokeb “Khristi sayang, aku ingin membina suatu hubungan denganmu, maka… kalau kamu enggak siap, suruhlah aku keluar sekarang, tapi…” pelukannya mengerat, kaki kanannya diselipkan di antara kedua kakiku and menekankan pangkal pahanya pada diriku, mendorongku ke belakang selangkah sehingga merapat ke dinding, “Aku ingin kamu tahu… bahwa pada saat ini, aku sedang mengalami hugest hard-on…” Gila! Aku marah dan pergi meninggalkan rumahnya. Di hatiku sudah ada orang lain. Tapi cuma satu jam, aku enggak boleh telat.”
Akhirnya aku mengiyakan ajakan Kelvin. Aku menduga dia memang sengaja mendekatkan begitu supaya aku tidak tahan. Tanpa ba bi bu lagi, dia memelukku dari belakang, dan kali ini dia menciumi seluruh bagian belakang tubuhku, mulai dari kudukku sampai ke bawah kakiku baru kemudian aku berbalik dan dia naik dari situ menstimulir seluruh bagian depanku inci demi inci.




















