“Ngghh.. Bokef “Kak.. ahh, konsisten Kak.. Fanny sendiri tak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya diliat & kunikmati. Menonton Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku cobalah mulai sejak menyusup di balik celana lewat pangkal paha & mengelus-elus bersama lembut vaginanya yg basah lembut & hangat. uhh”, serdaduku konsisten menghunjam makin dalam. ahh.. Saya memiliki satu buah rumah kecil bersama dua buah kamar, diantaranya ada satu buah kamar mandi yg bersih & harum. Tempat tamu ditata amat sangat artistik maka terasa nyaman.Rumahku benar-benar terkesan romantis bersama terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan pekerjaan yg baru kuperintahkan. “Ahh” terasa hangat & kencang.“Kak.. saya melirik ke paha mulus, indah kelihatan di antara rok yg tersingkap. Dirinya diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.“Dadamu teramat indah Fan”, satu buah pujian yg membuatnya makin mabuk, bahkan tangannya sekarang ini memegang tanganku, tak buat melarangnya, tetapi ikut menekan & mengikuti irama remasan di tanganku. aahh”, tetapi saya tak peduli, bahkan setelah




















