Aku pun mendapat ide untuk merekam persetubuhanku dengan Aisya, sang akhwat alim itu. Deras sekali hujannya, nggak berhenti berhenti dari tadi siang.”
Sembari mendengar suaranya yang merdu, mataku sedikit melirik ke arah dadanya yang sedikit membusung. Bokep china Kulihat kiri dan kanan tak ada seorang pun yang lewat karena aktivitas kampus memang sudah selesai semua. Tak tahan ingin kembali menggumulinya, tapi aku musti bersabar, karena orang sabar disayang Tuhan katanya. “Assalamualaykum, Bu Aisya”
“Waalaykumsalam … Ehh, Pak Hadi. Ohh … aku makin tak sabar untuk menikmati tubuhnya yang suci ini. Satu persatu kancing jubahnya aku lepas, hingga payudaranya yang besar itu pun menyembul keluar. Sunyi, tak ada yang bersuara.Hingga akhirnya Aisya sendiri yang memecah keheningan itu dengan berjalan tapak demi tapak ke arahku. “Nikmati saja Aisya, Bapak janji akan memberikanmu kenikmatan yang tak pernah kau reguk sebelumnya.” Bisikku sambil mejilati pipinya yang ranum.




















