Sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.“Itu untuk kamu dan anakmu. Bokepindo Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Astrid. Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. “Dari dalam? Dan ia selalu meminta, meminta dan meminta. Cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Libidoku sudah naik ke ubun-ubun. 5 juta rupiah!” kata Bu Astrid.“Untuk saya?” tanyaku heran.“Ya, untuk kamu,” tegas Bu Astrid.“Wah, untuk apa ini, ya, bu?” tanyaku tak mengerti. Aku mau kau hisap putingku lagi. Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah kaca salah satu ruang kantor. Bu Astrid makin dekat ke arahku.“Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Bu Astrid. Astrid pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor cabang.
