Rupanya salah sambung. Mungkin karena merasa geli yang tak
tertahankan, tangan Neneng mendorong pundakku agar aku tak meneruskan gerakanku
itu, begitu juga dengan pahanya yang terus akan dirapatkan, tetapi semua ikhtiar
Neneng tak berhasil karena tanganku menahan agar kedua pahanya itu tak merapat. Bokeb Kali ini gue nggak tahan lagi. Sambil mendesah desah
Neneng berkata Ayo pak, digoyang, biar sama sama enak nya ! Seperti biasa, gue minta kopi. Neneng yang sudah janda rupanya
langsung paham dengan keinginanku, wajahnya memerah, tetapi ia langsung bangkit
dan membuka dusternya. Aku terkejut
melihat keberanian Neneng menyuruh aku bekerja sama dalam permainan ini. Kuperhatikan pembantu baru ini
dengan seksama, wajahnya manis khas gadis desa, dengan bibir tipis yang
merangsang sekali. Entah temen gue yang salah ngasih nomor, entah gue yang salah catet. Aku hanya menjawab dengan
gelengan kepala . Sementara tangan gue memeluk pantatnya keras-keras sambil ngeremes-remes.




















