Evi pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Desahan dan nafasnya semakin tak beraturan. Indo bokep Kamar kost Evi isinya cukup lengkap, TV, VCD dan bahkan kulkas. “Ah gak kok cuma kesemutan” jawabku sekenanya sambil melirik ke arahnya. Seiring dengan
desahan dan gerakan tubuhnya yang semakin cepat akupun merasa aku akan mencapai puncak kenikmatanku. Dengan dalih mau nonton TV aku ajak Evi untuk ngobrol di dalam saja. Saat itu juga darahku terasa naik dan penisku mengeras. Aku menoleh dan oh god, Evi cuma
menggunakan handuk saja. Dan akhirnya kulihat lubang kewanitaannya dan kumasukan lidahku ke dalamnya. Aku ingin sekali mencium dan melumat payudara putih dan kenyalnya. “Di simpan buat lain kali aja ya Ren”, katanya ketika nafasku mulai kembali tidak beraturan. Evi cuma tertawa dan berlalu ke kamar mandi. “Terus Ren, aku sebentar lagi sampai”. Sebut saja mereka Evi dan Silvi. “Kenapa Ren?, Kamu mau cium aku ya?” “Aku dah gak kuat Vi, boleh yah aku cium Vi?” “Kamu dah konak ya
