Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Nisa yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya.Kuperhatikan lagi “lembah” yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.“Makasih ya ..”, kataku sambil menciumi vaginanya.“Fik, boleh tidak kalau Nisa minta vagina Dian di jilatin lagi, abis enak banget sih..”, tanya Dian sambil memohon.“Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fik ngentot Dian, soalnya kontol Fik udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam vagina Nisa. jilati terus yang.. Bokef Kulihat jari lentik Nisa mulai bermain dibibir kemaluannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang vaginanya yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam vaginanya vaginanya. hisap terus sayaangg.. Akupun terus mengeluar masukan kontolku ke dalam lubang vaginanya (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).Secara reflek Dian langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai orgasmenya.




















