Kulepaskan kerah bajunya. Bokep indo live “Ray!” Sebuah suara lirih berbisik di telingaku. Kupeluk pundak Chie dan menggandengnya, merasakan tubuh itu menggigil di lenganku.Saat itu aku sangat ingin memarahi Jay. “Maaf, Ray.”
“Hanya maaf?” Gertakku sambil mengguncang kerah bajunya. Apalagi di saat-saat seperti ini. Aku pun juga. Jay, kenapa dia bisa setenang itu, kenapa seakan ia tidak mau melihat apa yang sedang terjadi?“Ray, aku sayang kamu,” Chie memelukku dengan kedua lengannya. Tertawa kecil. Sehingga aku, entah bagaimana, terpancing untuk datang ke rumah Jay demi menuntut penjelasan. Menemuiku dan meminta maaf?”
Kutatap mata Jay, mencoba menyelami perasaannya, sama seperti dulu. “Hah? “Chie…” erangku tertahan, mataku terpejam. Oh God.Jay memang harus diakui memiliki hati dan jiwa yang sungguh luar biasa. Benarkah? Wajahnya melukiskan kebahagiaan dan ketenangan. Terkadang aku menyesal menyerahkan Chie kepadanya. Jay menatap kerlipan lampu kota di bawah kaki kami. Kunikmati setiap bagian kemaluanku yang mendesak masuk.
