Pintu salonkubuka.Selamat siang Mas, kata seorang penjaga salon,Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?Massage, boleh. Bokep montok Ia tersenyum melihatku.Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan, katanya.Ia mencaricari. Namun, tibatibakeberanianku hilang. Lha wongMbak Wien menutupi wajahnya begitu. Untung ada tissue yang tercecer, sehinggaada alasan buat Wien.Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabargembira dari wanita yang menunggu telepon. Ah, kini iamalah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku.Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Dadaku berguncang. Si Junior melemah.Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Saya bisa masuk angin. Lalu ngomong apa? Dadaku tibatiba berdegupdegup.Bang, Bang kiri Bang..!Semua penumpang menoleh ke arahku. Kring..! Ke bawah lagi: Turun.Ke bawah lagi: Tidak. Apakah perlu menhitungkancing. Aku masih penasaran, iaseperti tanpa ekspresi. Lho, salon kan tempat umum. Dari iramanya bukan sedangberjalan. Akudipermainkan seperti anak bayi.Selesai dipijat ia tidak meninggalkan aku. Juniorku tegang seperti mainananakanak yang dituip melembung.




















