Setelah beberapa kali bersama, aku memutuskan untuk bercerita bagaimana aku bisa ‘bergabung’ bersama mereka.“Gitu, ya?” katanya tertawa keras. “Le-lepaskan aku! Bokep ojol Yang membuatku sangat terkejut, ternyata komunitas homoseksual di kota ini jumlahnya lebih banyak daripada yang bisa kuperkirakan, walaupun aku memilih untuk tidak langsung membuka diriku begitu saja kepada semua orang di komunitas ini.Pria pertama yang kutemui adalah seorang pemuda kuliahan semester terakhir yang bekerja paruh waktu disebuah perusahaan swasta. Mungkin dikarenakan aku membuka pikiranku sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang namanya beban berat di bahuku.Dan, oleh karena itu, aku mempunyai satu tujuan belajar internet. Kami menjadi lebih sering keluar hanya berdua saja. “Seberapa banyak kepolosanmu yang masih tertinggal.”Sesaat kemudian aku sudah merasakan bibirnya pada bibirku. Namun tidak ada kelembutan dalam suaranya yang seperti biasa. Bibirnya terasa basah dan hangat. “A-aku..” aku tidak bisa memberikan alasan.




















