Angin malam berembus cukup kencang, tirai putih tertiup dan melambai pelan. Bokef Ia berdiri di depan ranjang, dengan mata yang menatap tajam pada Luzia.“Kau!” Luzia memberontak, ia benar-benar ingin menghabisi pria di depannya dan membuat pria itu menjadi budaknya. Luzia masih menikmati permainan bibirnya dan Rysh, ia menukar ludah dan menggigit pelan bagian bawah bibir Rysh. Kau ingin membunuhku!” ujar Luzia dengan napas terengah, pergelangan tangannya terasa sangat perih. Tidak ada yang ingin ia sia-siakan malam ini, hadiah besar yang kini ada di depannya benar-benar menggoda.Luzia mendesah, ia merasakan bibir Rysh kini mengulum putingnya. Ruangan itu gelap, membuat Luzia mau tak mau menggunakan kemampuan mata ularnya untuk melihat.“Rysh! Angin malam berembus cukup kencang, tirai putih tertiup dan melambai pelan. Entah bagaimana pria itu akan bermain, yang jelas dirinya saat ini hanya menjadi penurut.
