Pada waktu itulah aku menbisa kesempatan melihat ke pangkal pahanya.Kali ini tatapanku mengarah pada secarik kain tipis berwarna merah muda. Sangat kontras dengan warna kulitnya.Aku terpana. Bokep jepang Aku menengadah.“Kurang jelas, Bay?”Aku mengangguk.Bu Lia tersenyum sambil mengusap-usap rambutku. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat klitorisnya. Serta….” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.“Aku juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi rambut-rambut..”“Sudah kuduga, kamu pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Bu Lia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.“Agar kamu tak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”“Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil menundukkan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.“Kompensasinya apa?”“Sebagai rasa hormat serta tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”“Bagus, aku suka. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat kemaluanku.”Aku menengadah untuk menatap matanya. Aku menengadah.“Haus..” jawabku singkat.Tangan Bu Lia bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri serta kanan pinggulnya.




















